Minggu, 15 November 2009

Bukan Main...!! Daftar Belanja Rudal RSAF



F-16D Royal Singapore Air Force (RSAF)

US Defense Security Cooperation Agency (US-DSCA) mengumumkan Jumat (11/7) lalu tentang pengajuan daftar belanja persenjataan rudal yang diajukan Angkatan Udara Singapura (RSAF) dimana pengajuan ini untuk melengkapi sejumlah rudal udara-ke-udara yang dimiliki sebelumnya.

Berikut daftar belanja persenjataan (rudal) yang akan dibeli RSAF :

• 128 AIM-120-C7 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles. The C7 variant is the most advanced AMRAAM in current production, but the AIM-120D is gearing up for future production.
• 6 AMRAAM Captive Air Training Missiles (CATMs). Missiles with seeker heads but no rocket motors, used for training.
• 72 AIM-120-C5 AMRAAM missiles.
• 200 AIM-9X Sidewinder Missiles. The short-range air-air missiles are the most advanced Sidewinder version, with more maneuverability, a wider “sighting cone”, and other improvements.
• 4 AIM-9X Special Air Training Missiles (NATMs)
• 32 AIM-9X Captive Air Training Missiles (CATMs)
• 8 Tactical-9X WGU-51/B Guidance Units
• 12 CATM-9X WGU-51/B Guidance Units
• 50 MK-82 (GBU-38) Joint Direct Attack Munitions (JDAM) with BLU-111 Warhead. These GPS/INS guided 2,000 pound bombs include a warhead designed to penetrate lightly buried or reinforced targets.
• 100 KMU-556/B JDAM Bomb Tail Kit Assemblies, which can be added to existing bombs to turn them into JDAMs.
• 72 MK-82 500lb Empty Bombs (Flight Test Only)
• 4 GBU-12 Bombs w/o Fuse (Flight Test Only)
• 4 Computer Control Group (Flight Test Only)
• 4 MK-82/MK-84 Bomb Practice trainers
• 30 AGM-154A-1 Joint Standoff Weapons (JSOW) with BLU-111 Warhead. The BLU-111 is a hardened penetration warhead.
• 30 AGM-154C JSOW. See “AGM-154 JSOW Wins US DoD Acquisition Award” for more information re: JSOW variants.
• 300,000 20mm Practice Round Cartridges.
• 71 AN/AVS-9 (V) Night Vision Goggles. Worn by aviators.
• 50 Link 16 Multifunctional Information Distribution System-Low Volume Terminals (Fighter Data Link (FDL) Terminals), which provide a shared view of the battlefield. See “The Wonders of Link 16 For Less: MIDS-LVTs (updated)” for more information re: MIDS.

Penambahan Penerbang Sukhoi Segera Dilakukan


Makassar - Penambahan penerbang jet tempur Sukhoi akan segera dilakukan, menyusul kedatangan tiga pesawat tempur Su-30MK2 pada Desember 2008 dan Januari 2009 serta tiga Su-27SKM hingga 2010.

Komandan Skadron Udara 11 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin ,Letkol Pnb, Widyargo Ikoputro, kepada ANTARA di Makassar, Minggu (28/12), mengatakan idealnya jumlah penerbang adalah satu setengah kali jumlah pesawat.

"Karena itu, mulai 2009 kami sudah melakukan penjajakan terhadap beberapa penerbang tempur TNI AU, seperti pilot F-5E Tiger dan F-16A/B Fighting Falcon, minimal pada mereka yang telah memiliki 200 jam terbang," tuturnya.

Ikoputro menambahkan, sebelumnya pihaknya telah mengajukan delapan calon penerbang baru Sukhoi dan telah menjalani pendidikan selama 3,5 bulan di Rusia.

Bahkan pada Oktober 2008, empat penerbang Sukhoi juga telah menjalani simulasi Sukhoi di China guna memantapkan kemampuan pilot Sukhoi yang sudah ada guna mengawaki enam pesawat Sukhoi baru yang akan tiba secara bertahap mulai Jumat (26/12) hingga 2010 melengkapi empat unit Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU.

Sementara itu, Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Kolonel Pnb Arif Mustofa mengatakan, untuk menyiapkan penerbang agar sesuai dengan kebutuhan operasi ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar sesuai dengan anggaran yang terbatas.

"Cara pertama, mengirimkan sejumlah penerbang untuk belajar simulator Sukhoi di luar, agar biayanya lebih murah karena kalau kita membeli simulator biayanya lebih mahal," tuturnya.

Dengan belajar menggunakan simulator, maka kemampuan penerbang akan dapat terus ditingkatkan, tambahnya.

Kedua, dengan mengirimkan beberapa pilot untuk mengasah kemampuan terbang dan memenuhi jam terbang di mancanegara, sehingga ketika tiba di Tanah Air sudah dapat melaksanakan tugasnya sesuai kebutuhan operasi atau siap melaksanakan operasi.

"Kesiapan operasi penerbang di sini, tidak perlu dipenuhi lagi dengan setiap hari latihan karena sudah dipenuhi di luar negeri. Cukup, empat sampai lima jam selama satu bulan," kata Arif, yang sempat mengikuti simulator Sukhoi di China beberapa waktu lalu.

Selain mengirim para penerbang belajar ke luar negeri, perlu ada modifikasi latihan berdasarkan skala prioritas, imbuhnya.

LAPAN Melangkah Menuju Peluncuran Satelit




Beragamnya aplikasi satelit dan meningkatnya kebutuhan wahana ini, ditambah berlakunya pelarangan pembelian komponen pembuat roket, mendorong Indonesia mengumpulkan daya agar mandiri dalam bidang peroketan yang dikembangkan sebagai wahana pengorbit satelit.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang mencapai usia 45 tahun pada 27 November lalu, sejak 2007 melakukan percepatan dalam pengembangan teknologi peroketan dan satelitnya. Percepatan itu terjadi setelah berhasil melepas ketergantungannya pada pembuatan bahan bakar propelan dari pihak asing, antara lain amonium perklorat.

Setelah sukses dengan peluncuran roket eksperimen berdiameter 320 mm atau Rx-320, Lapan berhasil melakukan uji statik Rx-420 pada Selasa (23/12) di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan Rumpin, Tarogong, Tangerang. Pelaksanaan uji statik ini menyusul uji peluncuran roket kendali berdiamater 100 mm dan 300 mm serta roket balistik 122 mm yang diluncurkan akhir pekan lalu di Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Seusai menyaksikan pelaksanaan uji statik Rx-420 itu, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan akan terus mendorong Lapan untuk konsisten mengembangkan roket sesuai dengan kompetensinya hingga mampu mengorbitkan satelit. ”Untuk program roket tahun 2009, saya telah mengusulkan kepada DPR dana sebesar Rp 25 miliar,” ujarnya.



Pada 2009, jelas Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, setelah keberhasilan uji statik Rx-420, program peroketan akan dilanjutkan dengan uji peluncuran roket tersebut yang menurut rencana dilaksanakan Mei 2009.

Dijelaskan Edi Sofyan, Ketua Kelompok Penelitian Bidang Kendali Roket Lapan, roket kendali RK-100 sebanyak tiga unit diluncurkan Sabtu (20/12) di Pamengpeuk, Garut Selatan. Misi peluncuran ini adalah untuk menguji sistem kendali pada sirip belakang.

Peluncuran RK-100, yang mempunyai panjang 4 meter ini, merupakan fase ketiga eksperimen roket itu. Fase I yang dilakukan September 2007 masih ditemukan masalah pada bagian sayap. Setelah dilakukan perbaikan, dilakukan peluncuran RK-100 fase II pada Juni 2008.

Adapun uji peluncuran roket kendali 300 mm yang merupakan tahap pertama, jelas Edi, bertujuan untuk menguji sistem pendorong roket dan turbo jet.

Pada Minggu (21/12) di lokasi yang sama dilaksanakan peluncuran tahap pertama roket balistik RB-122 yang tidak dilengkapi dengan sistem kontrol. Pada uji peluncuran ini bertujuan untuk mengukur kinerja atau performansi motor roket.

Pengujian kinerja roket baik sistem kendali dan balistik merupakan satu rangkaian dalam pengembangan roket pengorbit satelit.

Konfigurasi Rx-420-320

Roket eksperimen berdiameter 420 mm (Rx-420), pelaksanaan uji statiknya tertunda seminggu, karena diperlukan penambahan sistem penahan pada bagian ekor propulsi, agar aman. ”Dengan memasang sistem penahan yang memadai pada roket, yang ditempatkan pada posisi horizontal di lorong itu, maka roket akan tetap stabil ketika dilakukan uji penyalaan,” urai Adi.

Dalam kondisi nyala, roket Rx-420 yang menggunakan bahan bakar amonium perklorat akan memiliki daya dorong hingga 10 ton dalam waktu 11 detik. ”Lepasnya penahan pernah terjadi pada tahun 1986 dalam uji statik sebuah roket. Akibatnya, roket keluar dari block house (rumah uji),” tambah Adi.

Pengukuran hasil uji statik Rx-420, jelas Lilis Mariani, periset di Tim Uji Statik Rx-420, performasi roket ini sedikit lebih baik dibandingkan desain rencana, terutama pada daya dorong roket yang lebih tinggi dari yang direncanakan.

Roket Rx-420 ini merupakan bagian penting dalam konfigurasi Roket Pengorbit Satelit (Satellite Launch Vehicle/SLV) Pertama Lapan yang direncanakan meluncur pada tahun 2014, jelas Yus Kadarusman Markis, Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan.

Pada SLV-I itu, terdiri dari roket tiga tingkat, yaitu pada tingkat pertama dipasang tiga roket Rx-420 sebagai pendorong atau booster, pada tingkat dua satu propulsi berdiameter 420 sebagai sustainer, dan di tingkat tiga propulsi 320.

Dengan komposisi roket tersebut dan menggunakan bahan bakar propelan padat, menurut Yus, telah memadai untuk membawa satelit ke orbit. ”Roket pengorbit ini memungkinkan membawa nano satelit yang persiapannya makan waktu dua tahun,” tambah Adi.



Satu roket Rx-420 yang berbobot sekitar 2 ton memiliki jangkauan 120 km. Dengan konfigurasi itu, SLV-I diharapkan dapat menjangkau ketinggian sekitar 400 km. Roket ini dapat membawa muatan 50 kg untuk sampai pada orbit yang dicapai minimal pada ketinggian 250 km. Kecepatan horizontal roket di orbit mencapai 8 km per detik.

Saat ini Lapan tengah mengembangkan sendiri material yang lebih ringan untuk roket, karena pengembangan teknologi pembuatan baik propelan maupun material roket bersifat tertutup.

”Pembelian material dari pihak asing tidak dimungkinkan karena semua negara, termasuk China, tidak lagi memenuhi pesanan material untuk pembuatan roket dari Indonesia, sebagai negara yang masuk kategori perlu diawasi seperti Iran,” urai Yus.

Pada tahapan selanjutnya, Lapan akan terus mengembangkan roket berdiameter lebih besar, yaitu Rx-540 dan Rx-750. Roket Rx-420 merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan selama ini. Roket generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 mm.

Sejak beberapa tahun lalu, lanjut Yus, peneliti Lapan juga telah mengembangkan bahan bakar propelan cair yang baru mencapai bobot 10 kg. Masih diperlukan waktu lama untuk sampai pada kapasitasnya untuk mendukung roket pengorbit satelit.

Kendalanya karena kurangnya sumber daya manusia peneliti dan sulitnya memperoleh bahan baku, serta tingginya tingkat kesulitan dan bahaya ledakan dalam pembuatan propelan cair. Meski begitu, Lapan harus mengembangkan pembuatan propelan cair yang memiliki kelebihan daripada propelan padat, yaitu membuat roket mudah dikendalikan ketika mengorbit.

TNI Siapkan Hercules ke Palestina


JAKARTA - Mabes TNI menyiapkan satu pesawat C-130 Hercules untuk membawa bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia ke Palestina.

Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan Israel ke Gaza. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sudah menulis surat kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Presiden Dewan Keamanan PBB Neven Jurica agar segera bersidang dan mengeluarkan Resolusi PBB untuk menghentikan serangan Israel ke Gaza.

Israel dan Palestina diimbau kembali berunding untuk mewujudkan perdamaian.

Dalam suratnya kepada Sekjen PBB, Presiden Yudhoyono juga mengimbau dunia untuk segera membantu warga Palestina yang kini kesulitan.

Pemerintah Indonesia juga akan memberikan bantuan tunai senilai 1 juta dollar AS. Bantuan itu di luar bantuan obat-obatan yang akan dikirimkan ke wilayah konflik di Palestina.

"Kami akan terus memantau perkembangan di Gaza. Indonesia akan melakukan segala upaya, regional dan multilateral, demi pulihnya situasi di sana," ujar Presiden, Rabu (31/12) kemarin.

Konflik Israel-Hamas di Gaza semakin sengit sehingga menewaskan 318 warga Palestina (57 warga sipil termasuk anak-anak dan wanita) dan sedikitnya 1.400 orang terluka.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke Jalur Gaza dan membuka pintu penyeberangan bagi bantuan kemanusiaan.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay juga meminta Israel mematuhi hukum internasional, terutama dalam penggunaan kekuatan militer dan serangan terhadap warga sipil.

Rudal Cina di Latgab TNI 2008




Jakarta - Minggu 15 Juni 2008 sore, dikabarkan dua kapal perang musuh berpeluru kendali telah memasuki perairan Timur Indonesia, untuk menghambat gerakan pasukan marinir TNI Angkatan Laut merebut kembali daerah yang telah diduduki musuh.

Komando aksi tempur laut di KRI Fatahillah-361 segera menjalankan taktik peperangan anti kapal permukaan melalui tiga tahapan yakni pukulan pokok dan pukulan lanjutan.

Mengingat kapal perang musuh tersebut adalah jenis Kapal Perusak Kawal berpeluru kendali dan sangat membahayakan, maka Komando KRI Fatahillah meningkatkan derajat kesiagaan menjadi merah untuk ancaman permukaan dan udara dan memerintahkan KRI Layang-805 dan KRI Hiu-804 untuk melaksanakan penghancuran.

Kapal musuh akan dihancurkan KRI Layang-805 dengan menggunakan rudal C-802 dan torpedo SUT (Surface and Under Water Torpedo) kapal selam KRI Cakra-401 secara bersamaan hingga kapal musuh itu tenggelam.

Rudal C-802 membentuk sudut 30 derajat ke udara dengan ketinggian 20 meter berkecepatan 800 kilometer per jam, saat dilesatkan dari KRI Layang-805.

Saat berada di ketinggian 20 meter rudal meluncur di atas permukaan laut dan melintas mendatar, dan di ketinggian lima meter rudal menukik menuju sasaran dan menghancurkannya bersamaan dengan torpedo SUT dari kapal selam KRI Cakra-401.

Dalam waktu sekitar tiga menit 12 detik, kapal perang musuh jenis kawal perusak berhasil ditenggelamkan, dan pasukan pendarat amfibi bisa tetap bergerak merebut daerah yang telah diduduki musuh.

Itulah salah satu segmen dari aksi tempur laut Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2008 di Sangatta, Kalimantan Timur yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan ketiga kepala staf angkatan.

Dari sekian peluru kendali yang digunakan dalam Latgab TNI 2008 yang berlangsung 1-20 Juni 2008, rudal C-802 merupakan senjata terbaru yang kini tengah dijajal oleh TNI, khususnya TNI Angkatan Laut.

Rudal Cina

Rudal C-802 merupakan rudal anti kapal permukaan buatan Cina yang mulai diperkenalkan oleh produsennya China Haiying Electro-Mechanical Technology Academy (CHETA) pada 1989.

Peluru kendali buatan negeri Tirai Bambu itu menggunakan tekonologi solid propellant rocket booster sebagai pendorong, dan menggunakan pemandu system inertial dan radar aktif.

Peluru kendali dengan panjang 6,383 meter itu merupakan turunan dari rudal pendahulunya yakni YI-8 atau C-801. Yang berbeda dari pendahulunya, rudal Yingji-82 atau YJ-82 alias C-802 terletak pada penggunaan bahan bakar di mesin turbojet-nya.


Jika C-801 menggunakan bahan bakar solid untuk mesin roketnya, maka untuk C-802 menggunakan bahan bakar dari parafin sehingga daya jelajahnya dapat ditingkatkan secara drastis dari 80 kilometer untuk C-801 menjadi 120 kilometer untuk C-802.

Rudal C-802 berdimensi 715 kilogram dan diameter 36 sentimeter itu juga dikenal sebagai rudal yang memiliki kemampuan untuk menghindar dari radar musuh, karena selain dilengkapi perangkat anti-jamming yang terpasang di peralatan pemandunya, rudal ini juga mempunyai kemampuan terbang rendah pada awal diluncurkan yakni 20-30 meter dan turun menjadi 5-7 meter saat akan mendekati sasaran.

Dengan hulu ledak bertekanan tinggi seberat 165 kilogram plus sistem semi-armour-piercing, cukup membuat kapal musuh berpikir dua kali untuk menghadapi rudal C-802 ini.

Kelebihan lainnya, rudal ini dapat diluncurkan dari berbagai platform mulai dari kendaraat darat, kapal perang permukaan, pesawat terbang hingga kapal selam.

Saat ini TNI AL telah melakukan uji coba terhadap sampel yang diberikan pihak produsen. Uji coba pertama menggunakan dua C-802 di perairan Situbondo Jawa Timur.

Dan uji coba kedua dilaksanakan dalam rangkaian Latgab TNI 2008 di Sangatta, Kaltim.

Pikir-pikir

Meski telah terbukti kehandalannya dalam dua kali ujicoba, pemerintah belum memutuskan apakah akan membeli rudal C-802. Selain anggaran yang terbatas, juga masih banyak aspek lainnya yang harus dipertimbangkan.

"Pemerintah telah menetapkan, sepanjang persenjataan dan pelengkapan serta peralatan TNI dapat diproduksi di dalam negeri, maka wajib hukumnya untuk memakai produksi dalam negeri," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai menyaksikan rangkaian Latgab TNI di Sangatta.

Jika ada peralatan, perlengkapan dan sistem senjata yang belum dapat diproduksi di dalam negeri, baru diadakan dari luar negeri.

"Itu pun dengan syarat adanya transfer teknologi dan kita tidak terpaku pada satu negara saja," ujarnya.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan, meski telah dilakukan uji coba sebanyak dua kali namun bukan berarti kita harus membeli produk tersebut.

"Bisa saja, kita telah melakukan uji coba tetapi bukan berarti kita langsung beli. Mungkin saja saat bersamaan ada pihak lain yang menawarkan lebih baik, tidak saja dari sisi teknologi tetapi juga harga, mengapa kita tidak pilih. Bisa saja kan," tuturnya.

Dari sisi harga, menurut Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mengatakan, harga satu rudal Exocet bisa untuk membeli empat C-802.

"Jadi cukup murah, apalagi negara kita lagi kesulitan anggaran. Tetapi semua tergantung pemerintah untuk pembelian rudal C-802 ini. TNI AL hanya mengajukan saja dengan harapan tentu diterima," katanya.

Bagaimana pun sistem persenjataan yang modern dan mumpuni tidak bisa dilepaskan dari pembangunan angkatan bersenjata yang kuat, besar dan profesional.

Kehadiran rudal baru C-802, bisa saja menjadi harapan untuk membangun sistem pertahanan negara yang mumpuni, terutama dalam mengamankan wilayah maritim nasional yang cukup luas.

Sejak republik ini berdiri, baru tiga kali TNI melakukan latihan gabungan. Yang pertama dilaksanakan pada 1980 didaerah Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Riau (daratan dan kepulauan) di mana saat itu TNI dipimpin oleh Jenderal TNI M Jusuf.

Latgab kedua dilaksanakan pada 1996 di Propinsi Timor-Timor (kini Timor Leste), Maluku Tengah dan Maluku Utara. Kala itu TNI dipimpin oleh Jenderal Feisal Tandjung dan Komandan Latgab dipegang oleh Jenderal Wiranto.

Berbeda dengan satu dekade lebih silam, latgab yang bersandikan "Yudha Siaga" kini dihadapkan pada terbatasnya anggaran pertahanan yang berujung pada kesiapan operasioanal alutsista yang digunakan.

Tak heran, jika pada latgab TNI 2008 sebagian besar peralatan yang digunakan sudah berusia diatas 20 tahun. Namun, karena sudah mengalami peremajaan atau retrovit atau repowering maka peralatan itu dapat digunakan dalam Latgab 2008.

Kondisinya benar-benar berbeda dengan latgab pertama dan kedua. Saat itu, TNI AL baru saja mendapat tambahan kapal pemburu jenis fregat, kapal angkut personel dan tank/LST, dan sejumlah kapala perang Republlik Indonesia ditempelkan ruda Exocet dari Perancis.

Binatang-binatang yang Digunakan Militer sbg Senjata Perang

Berbagai cara digunakan untuk dapat memenangkan perang, termasuk melibatkan menelusup ke daerah lawan. Mungkin cara ini tidak biasa, dipandang aneh pada masa sekarang, tapi jaman dulu, hal tersebut merupakan strategi jitu untuk melibas musuh. Tercatat ada sembilan binatang yang pernah terlibat dalam perang sejak jaman kuno hingga tahun 60-an. Di antaranya, kucing, kelelawar, banteng, lumba-lumba, burung, anjing, tikus, tawon bahkan babi. Aneh???!! Ah..enggak juga, terutama kalo kamu baca uraian ini..

1.Cat Bombs


Menggunakan binatang untuk memenangkan peperangan memang bukan hal baru lagi. Strategi itu dipakai sejak jaman dahulu kala. Kucing misalnya, dipakai sebagai ‘senjata' Persia untuk mengalahkan Mesir. Persia tahu kalau kucing sangat dikeramatkan oleh bangsa Mesir. Bahwa, Mesir sangat tabu membunuh kucing dalam peperangan. Mereka juga tahu kalau Mesir tidak akan menyerang bila ada prajuritnya secara tak sengaja membunuh kucing, sebab itu pertanda tidak baik.


Maka ketika terjadi perang antara dua bangsa besar itu pada 2500 tahun lalu, pihak Persia memutuskan untuk mengumpulkan kucng sebanyak-banyaknya dan melepaskannya di medan perang. Menghadapi kucing, tentara Mesir kuno tak mampu berbuat apa-apa. Mereka dihadapkan pada dilemma, membunuh kucing-kucing ini atau menyerah.Akhirnya, Mesir pun memilih menyerah.


Hal lain lagi, pada Perang Dunia I kucing dipakai untuk mengganyang tikus-tikus yang populasinya makin merajalela dan sangat meresahkan masyarakat. Dibagian lain, kucing juga dipakai untuk mendeteksi keberadaan gas beracun. Kucing-kucing ini dikirim ke parit-parit di garis depan untuk mendeteksi adanya gas beracun.


Seekor kucing bernama Mourka digunakan sebagai pembawa pesan rahasia pada saat pengepungan Stalingrad tahun 1942. Mourka pun menjadi pahlawan dan London Times pun menulis tentang dirinya," "he has shown himself worthy of Stalingrad, and whether for cat or man there can be no higher praise".
Cara yang paling kreatif terjadi pada Perang Dunia ke II. The United States' OSS (Office of Strategic Services) mencari cara untuk memandu bom guna menenggelamkan kapal Jerman.

Seorang mendapat ide, dengan menggunakan kucing sebagai media. Seperti diketahui kucing mempunyai naluri kuat untuk menghindari menginjak tempat-tempat basah, berair. Dan selalu berusaha mencari tempat kering. Jadi jika bom itu diikatkan ke kucing, dan kucing itu dilepaskan dilepaskan di dermaga di mana ada kapal musuh. Kucing secara naluriah akan menghindari air akan melompat ke geladak kapal musuh mencari tempat yg kering.


Setelah CIA terbentuk, lembaga intelijen AS ini pun mencoba menggunakan kucing dalam ‘perang intelijen'. Selama perang dingin berlangsing, kucing dipakai sebagai alat pengganggu. Operasi ini dikenal sebagai Operation Acoustic Kitty. Caranya, tubuh kucing dibedah, kemudian didalamnya ditanam semacam alat pemancar pengganggu di mana ekor kucing berfungsi sebagai antenna.

Proyek percobaan ini memakan waktu bertahun tahun dengan biaya jutaan dolar. Kurang lebih biaya yg dikeluarkan mencapai 15 juta dolar. Saat tes pertama kali, kucing akan dilepaskan di halaman kedutaan Rusia di Washington. Malangnya kucing ini tertabrak mobil saat akan menyeberang jalan. Matilah si kucing dengan cara mengenaskan. Walhasil, proyek inipun segera ditutup. Jadi sia-sialah biaya 15 juta dollar AS itu.


2.War Pigs


Perang Babi. Istilah ini sungguh aneh, tapi ini bukan ungkapan tapi keadaan sesungguhnya di mana babi dilibatkan dalam pertempuran. Para masa perang kuno, babi-babi dipakai untuk melawan tentara yang menggunakan gajah dan kuda. Mungkin anda pernah melihat dalam film ketika gajah dipakai dalam sebagai kendaraan perang, ibarat ‘tank tempo dulu'.

Coba pikir, bagaimana lawan bisa menghentikan gajah, bagaimana cara membunuh binatang yg bobotnya berton-ton. Tapi tentara Roma mendapat akal untuk menggunakan babi yang dibakar. Perang ini disebut perang babi. Seseorang menulis tentang metode Perang Babi ini.

Caranya babi dipakaikan suatu bahan yang mudah terbakar, kemudian dilepaskan pada musuh. Babi yang kepanasan dengan suaranya yg menguik-nguik akan berlari lintang pukang kearah lawan yg mengendarai gajah dan kuda. Sudah tentu, gajah dan kuda akan lari tunggang langgang mengindari babi-babi ini. Maka kacaulah pihak lawan karena mereka sudah pasti tidak bisa mengendalikan gajah dan kuda yg tengah panic.

Sayangnya selain catatan Pliny ini tidak ada lagi catatan lebih rinci tentang penggunaan metode Perang Babi ini, termasuk penjelasan dipakai dalam perang apa melawan apa.

3.Land Mine Detecting Rats


Seperti halnya babi, tikus juga dipakai sebagai senjata pada masa perang masa lalu. Metode perang tikus ini sama dengan babi, di mana tikus yang dibakar dilepaskan hidup hidup ke lokasi musuh. Tikus tikus ini akan dengan panic menuju musuh dan merusak apa saja di sana. Biasanya, dilepaskan di kamp musuh.


Cara lain lagi adalah dengan melepaskan tikus tikus mati yang menyebabkan wabah pes. Tahun 1346 pemusnahan kota Kaffa (sekarang Feodosija, Ukraine) dilakukan tentara Tartar (mongol) dibawah Jengis Khan. Pes menyebar dan terbukti melemahkan kekuatan musuh.


4.Lumba-lumba Pembunuh


Tahun 60-an Amerika juga menggunakan lumba-lumba sebagai mesin pembunuh dalam perang. Rusia pun melakukan hal yang sama. Spesialisasi makluk ‘sahabat manusia' ini adalah penghancur kapal selam musuh.

5. Merpati Pos dan Burung Kenari


Mungkin merpati pos, anda semua sudah tahu kegunaannya pada masa lalu. Bukan hanya pada masa perang tapi sejak jaman dulu Merpati digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan jarak jauh. Pada masa perang kegunaannya lebih lagi, apalagi ketika alat komunikasi tidak berfungsi. Maka merpatilah salah satunya yang digunakan untuk menyampaikan pesan pesan militer rahasia. Sementara burung kenari dimanfaatkan untuk mendeteksi serangan gas beracun pada Perang Dunia I.

6.Serangga


Pada masa Romawi kuno, serangga merupakan senjata perang yang sangat efektif. Salah satunya adalah tawon. Sarang-sarang tawon dilemparkan ke sarang musuh dan membuat kocar-kacir musuh yg dikejar ribuan tawon yg pecah dari sarangnya.

7.Kalelawar


Sesudah kejutan di Pearl Harbor, Amerika pun mencari cara membalas dendam pada Jepang. Lytle Adams, mencari cara yang efektif menjatuhkan bom ke wilayah musuh. Salah satu yang menjadi ide adalah pembawa bom adalah binatang. Ide ini kemudian disampaikan pada White House, dan disetujui untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Berbagai percobaan dilakukan, macam-macam spesies diuji.

Dipilih spesies yang bisa terbang. Akhirnya jatuhlah pilihan pada kalelawar. Bom seberat 1 ons diikatkan di dadanya. Harapannya, kalelawar yg dilepaskan di daerah musuh akan terbang dan mencari gudang atau gedung, kemudian akan tidur di sana. Bom akan distel sehingga akan meledak pada saat yg dibutuhkan.


Dalam percobaan, ternyata bom-bom kalelawar ini malah meledak di hangar dan general mobil. Percobaan belum berjalan sempurna, masih dibutuhkan waktu lama untuk sesuai dengan rencana, sementara tindakan terhadap Jepang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Akhirnya gagasan ini ditunda karena keterbatasan waktu. Lebih cepat adalah melepaskan bom atom langsung ke sarangnya yakni, Hirosima dan Nagasaki.


8. Anjing Anti-Tank
Nyatanya anjing pun tak ketinggalan digunakan dalam Perang Dunia II. Untuk menyerang tank musuh, Soviet pun melepaskan anjing-anjing yang terlatih menuju kolong tank lawan. Pada punggung anjing diikatkan bom yang akan meledak jika menyentuh bagian bawah tank yang memang sedikit pelindung bajanya.


9.Banteng Pembunuh.
Banteng digunakan dalam perang masa lalu oleh bangsa Cina. Tanduk banteng diikat pisau, ekornya diberi jerami kering lalu banteng banteng ini dilepaskan ke daerah lawan. Binatang ini akan berlari ke setanan seperti banteng ngamuk yang mengejar matador. Nah, di belakang banteng, ikutlah ribuan prajurit Cina menyerbu. Biasanya, cara ini digunakan pada malam hari sehingga mudah membuat pasukan musuh panic dan lari terbirit birit mendapat serbuan banteng

Senjata Perang Paling Gokil di Dunia

Pada saat Perang Dunia ke-2 maupun Perang Teluk ternyata banyak banget senjata pemusnah yang aneh-aneh gitu. Nih daftarnya:

1. Bom Manusia Homo
Spesialisasi: Menyebarkan zat Aprodith pembuat Homo.

Senjata ini dibuat di lab. Penelitian tentara Amerika. Dengan bom ini, musuh akan bersikap layaknya manusia homo bila terkena zat aprodhit tersebut.

2. Bom Bau Busuk
Spesialisasi: Menyebarkan bau busuk dari tubuh seseorang

Bom ini dibuat dg campuran sulfur dan digunakan pada PD2. Sasarannya adalah para pejabat pemerintahan Jerman. Senjata ini bisa mengeluarkan bau busuk yang menyengat sehingga para pejabat pada Hadijah (Harga diri jatuh)

3. Bom Anjing Anti Tank
Spesialisasi: Menghancurkan tank lawan dg bantuan anjing.

Disebut juga 'ranjau anjing'. Senjata ini dipakai tentara Uni Soviet pada perang melawan Jerman. Anjing2 ini dibiarkan kelaparan dan dilatih untuk mencari makanan di bawah tank musuh. Bom diikat di atas punggung anjing dan akan terlepas otomatis saat berada di bwh tank musuh.

4. Bom Bangkai Tikus
Spesialisasi: Mampu meledakkan area musuh di sepanjang pantai.

Dibuat oleh tentara inggris dg memakai bangkai tikus. Bangkai2 ini diisi dg bahan peledak kemudian dihanyutkan di pantai dalam jumlah besar. Saat mencapai sasaran, bom mampu menciptakan ledakan yang dahsyat.

5. Bom Lumba-lumba Penghancur
Spesialisasi: Menghancurkan kapal selam musuh

Lumba-lumba terlatih ini dipakai tentara Amerika dan Rusia. Amerika sendiri memakainya pada perang Teluk dan berhasil melumpuhkan beberapa kapal musuh dg serangan kamikaze lumba-lumba tsb.

6. Bom Kucing Loncat
Spesialisasi: Menghancurkan kapal musuh di dermaga

Terinspirasi dari penggunaan tentara kucing oleh bangsa Mesir, Amerika memakai kucing untuk melawan Jerman. Kucing-kucing ini dilengkapi dg bom. Karena kucing sangat benci air, maka saat mencapai dermaga, mereka akan melompat ke dek kapal yang tertambat dan menghancurkannya